Hujan di Penghujung Tahun
Derasnya hujan dan angin kencang menghiasi semarak acara dipenghujung tahun 2022 ini. Berbagai acara untuk menyambut tahun baru 2023 telah disiapkan oleh banyak pihak. Tapi tak sedikit pun terbersit niatan untuk ikut memeriahkannya.
Udara dingin yang menusuk tulang membuatku enggan melakukan aktifitas seperti biasanya. Setelah sholat subuh aku kembali menarik selimut dan menemani dua bocah kecil yang masih terlelap merajut mimpi. Kupandangi wajah mereka dalam temaramnya kamar tidur kami. MaasyaAllah tak terasa mereka telah tumbuh menjadi anak-anak hebat yang luar biasa. Kukecup kening kedua anakku sambil kupanjatkan doa semoga mereka menjadi anak saleh saleha yang bahagia.
Tak terasa liburan semester ini akan segera berakhir. Dan semua akan kembali ke pengaturan awal.
Rencananya hari ini aku akan pergi ke sekolah untuk menyiapkan raport yang akan diberikan pada Senin depan. Sekalian bersih-bersih kelas yang telah dua pekan ini ditinggalkan. Sepertinya akan ada laba-laba yang menari riang disudut-sudut kelas.
Tapi rasa malas masih menggelayuti meskipun ada beberapa hal penting yang harus aku lakukan tak membuatku beranjak dari tempat tidur. Suami kembali mengingatkan untuk segera bersiap mumpung masih pagi katanya. Dengan langkah gontai aku pun bersiap-siap tak ketinggalan dua bocah kecil yang selalu mengekor kemana pun aku pergi selama liburan ini.
Diantara rinai hujan kami pun berjalan dibawah payung menyusuri gang sempit rumahku. Tiba-tiba hati ini tergelitik dan senyum kecil pun tersungging dibibir. MaasyaAllah romantisnya.. ternyata hal sekecil ini bisa membuat kita bahagia. Maklum suami bukan tipe laki-laki yang sering mengucapkan kalimat-kalimat romantis atau memberikan bunga. Alhamdulillah diusia pernikahan kami yang menginjak 9 tahun ini aku merasa bahagia meskipun jarang kudengar "l love you" terlontar dari bibirnya. Tapi aku tau dia sangat mencintaiku dan anak-anak. Tindakan-tindakan kecilnya bahkan lebih sering membuatku tersipu malu bahagia. Kurasa itu sangat romantis.
Sampailah kami disekolah yang sudah dua pekan ini tak pernah ku kunjungi. Ku lihat ada seorang teman guru yang sedang sibuk dengan pekerjaannya didepan komputer. Dan seorang lagi sedang sibuk dengan raport-raport muridnya. Kusapa mereka dan kami pun berbincang sambil melepas kerinduan setelah lama tak berjumpa. Ya.. meskipun baru dua pekan tak bersua tapi rasanya seperti melewati beberapa purnama saja. Hehe...
Aku segera merapikan raport-raport yang masih belum berurutan. Alhamdulillah ada suami yang membantu menyetempel dan memasukkan lembaran raport. Sedangkan anak sulungku asyik membaca buku yang ia temukan dimeja. Dan si kecil masih saja sibuk mengekor kesana kemari.
Akhirnya selasai juga kesibukanku dengan tumpukkan raport. Aku mulai membersihkan kelas yang sedikit kotor. Kedua anakku masih setia menemaniku dengan sok sibuk mengotak atik komputer yang ada dimeja kelas. Kadang mereka berebut melihat tayangan you tube yang ingin dilihatnya.
Sambil menunggu hujan reda aku dan suami berbincang dengan dua temanku. Pembicaraan ringan seputar kegiatan menulis. Maklum kedua temanku adalah orang-orang hebat dibidang literasi. Siapa yang tak kenal dengan pak Ali sang suhu penulis hebat di kota Sumenep. Nah kalau bu Melly adalah sang pujangga dengan bait-bait puisi indahnya yang menyayat hati. Sedangkan aku dan suami hanya segelintir guru yang ingin belajar menulis. Kalau masalah niat jangan salah, kami sudah membulatkan tekat untuk menulis dan berkarya. Tapi eksekusinya masih nol besar. Hehe..
Ya.. semoga saja dengan sepercik semangat kami bisa konsisten berproses belajar menulis dan berkarya. Amin..
Aku pun memutuskan pulang ke rumah ditengah derai hujan yang mengguyur bumi. Sayup-sayup terdengar suara adzan dzuhur diantara hujan deras dan guntur yang bersahutan. Kami pun bergegas untuk segera melaksanakan sholat dzuhur.
Aku membersamai si bungsu bermain di kamar. Ceritanya dia sedang belajar menulis walau pun hanya coretan asal-asalan tanpa makna. Tapi menurutku itu sangat luar biasa. Anak berumur 2,5 tahun ini memang suka mengerjakan PR meskipun sebenarnya dia masih belum sekolah. Karena abangnya yang sekolah SD kelas 1 sering bilang ada PR maka si kecil pun ikut-ikutan mengerjakan PR. Hehe...
Dari arah ruang tengah terdengar suara si sulung sedang murojaah bersama abinya. Bak semilir angin yang menyentuh, hati ini pun terasa sejuk.
Alhamdulillah dipenghujung tahun ini kami masih bisa mambersamai anak-anak tercinta berproses menjadi anak-anak hebat, saleh saleha yang bahagia. Semoga dengan niat Lillahi Ta'allah kami siap menyongsong tahun baru dengan semangat bak mentari yang menghangatkan bumi.
Selamat berkarya kembali bu 👍👍
ReplyDelete