Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Aku Mencintai Ibu Guruku

Hari Minggu sore aku sampai kekota Pekanbaru kota yang baru pertama kali aku datangi, agak Asing kurasakan suasananya karna dimanamana kumendengar Baahasa minang sebagai bahasa pengantar namun mereka tau kalau aku orang baru yang berkunjung ke kota mereka karna bahasaku yang berbeda.
Begitu sampai kekamar hotel aku merebahkan diri ditempat tidur sejenak untuk melepas lelahku. Tok tok tok suara pintu kamar hotel diketuk tiga kali, Aku mendekat kepintu seraya bertanya Siapa…..
Saya petugas hotel …
Kubuka pintu dan kulihat petugas hotel membawa seorang wanita terlihat anggun dan berwibawa.
Maaf Bu….ini temaan sekamar ibu peserta pelatihan dari Tanjung Pinang….
Aku berrjabat tangan sambil mengajak ibu tersebut masuk sekaligus mengucapkan terima kasih pada petugas hotel.

Ibu dari mana tanya ibu tadi
Saya dari Karimun ….panggil saja saya Erin
Oh….saya Lily
Bu Lily silakan kalau mau istirahat nanti kita ngobrol lagi
Oh..ya..trima kasih
Ternyata kami tertidur sejenak karna perjalanan yang agak lama dan gelombang laut yang kurang bersahabat membuat agak letih, tapi setelah aku terbangun terasa lebih segar. Bergegas aku menuju kekamar mandi karena kulihat Ibu Lily masih tertidur.
Selesai mandi kubangunkan beliau Bu…Bu…hari sudah hampir maghrib…
Segera ibu Lily tersadar duduk sejenak dan menuju kamar mandi. Begitulah suasana dikamar jika sedang ada pelatihan dan harus menginap, kami berusaha menciptakan suasana kekeluargaan meski baru saling mengenal.
Waktu berlalu makan malampun telah selesai .
Bu Lily saya mau ke supermarket itu (aku menunjuk supermarket yang ada tepat berseberangan jalan dengan hotel tempat kami menginap),Ibu mau bareeng kesana ?….
Maaf Bu Erin saya ada janji dengan teman lama saya yang tinggal disini mau diajak silaturahmi kerumahnya, Ibu Erin Ikut saya yuk ?…
Aku tersenyum sambil menolak secara halus .
Aku berjalan perlahan menuju pusat perbelanjaan yang boleh dikatakan mewah sebuah mol berlantai empat.
Aku menelusuri bagian alat tulis untuk mencari map berwarna kuning untuk pemberkasan karna waktu berangkat aku tidak sempat membelinya dikarimun.
Tiba-tiba ada Seorang lelaki muda menghampiriku dan meraih tanganku untu bersalaman lantas diciumnya tanganku, Aku menarik tanganku aku agak terkejut sungguh tidak sopan laki-laki muda ini pikirku .
Bunda…..lelaki ini memanggilku
Aku terkejut mengapa ia memanggilku bunda (bunda panggilan akrabku oleh peserta didik disekolah tempatku mengajar), belum hilang rasa kagetku lelaki muda ini berkata lagi Bunda ….Bunda makin cantik dan terlihar segar apa kabar Bunda….
Aku makin bingung siapa dia beraninya memuji dan sok akrap dengan ku….
Bunda kenapa……setelah lelaki muda ini memperhatikan ekspresi kebingunganku.
Kamu siapa anak muda…?
Dia tersenyum sambil menatapku, aku balas melihatnya dengan seksama, wajahnya tampan, rambutnya rapi gaya masa kini tapi kelihatan eksekutif, postur tubuhnya ideal, Siapa dia…..
Bunda masih belum mengenali aku ?…….
Maaf bunda aku orang baik-baik kok bunda gak usah kawatir, mari bunda kita kerestoran mol ini nanti akan kuceritakan siapa aku….
Mulanya aku enggan tapi dengan sopan lelaki muda ini mengajakku sepertinya ia begitu akrab dengan ku…..akhirnya kuturuti lagipula tidak jauh hanya selisih dua blok.
Aku dipersilakan duduk olehnya dan lelaki muda ini duduk dihadapan ku Kalau ku tebak umurnya paling baru duapuluh limaan.
Bunda masih ingat peristiwa enam tahun yang lalu….Dia memulai bicara…
Peristiwa apa tanyaku…..
Bunda benar-benar tidak mengenaliku ?…..
Aku Rahman Bunda Rahman Rahim yang dulu menjadi langganan wajib lapor sama bunda…..Bunda wali kelasku dulu….
Aku mencari sebuah memori enam tahun silam dan aku menemukannya karna peristiwa itu jarang terjadi…..tapi seingat ku….Belum sempat aku berfikir lebih lama
Bunda aku Rahman Rahim yang bermasalah waktu diSMA dulu……..
Iya Bunda ingat….peristiwa itu, Rahman sianak nakal yang gila gilaan membawa film porno diponselkan?….Rahman rahim yang ngisep ganja tapi hanya bunda yang tau kan?…
Tapi rahman yang bunda kenal hidungnya tidak seperti kamu…?….
Hehe he he……ternyata ingatan bunda sangat tajam…..benar sekali Bunda….Mungkin itu yang bikin bunda gak kenal aku….Pasti bunda membayangkan dulu aku lecek rambut awut awutan karna jarang mandi kesekolah…..aku tersenyum mendengar penjelasannya .
Hidungku memang lebih mancung ya bunda dibanding dulu….ini rezeki bunda dulu waktu aku mencari tempat untuk kuliah setelah lulus dari SMA aku keserempet angkot dan hidungku hancur……dan aku dioperasi ini hasilnya dia tertawa sambil menujuk hidungnya dan aku juga tersenyum karenanya.
Kamu skarang kelihatan tampan dan perlente anakku….aku memujinya..
Terimakasih Bunda ini semua karena Bunda….Suasanya menjadi agak serius….
Tanpa bunda menyelamatkan aku waktu SMA dulu barangkali aku jadi preman jalanan yang tak jelas…….
Masih ingatkah bunda waktu kecelakaan ayahku…….setelah ketiadaannya aku terombang ambing dalam kesedihan yang luar biasa,sedangkan ibuku larut kedalam hal yang sama apalagi ibuku hanya seorang ibu rumah tangga dan akhirnya ibuku harus bekerja mencari nafkah untuk kelanjutan hidup kami…….Waktu itu aku menjadi anak yang super limbung……tak tau arah dan tujuan hidup, yang aku tau adalah kebahagiaan sejenak yang penting bisa melupakan segala kesedihanku….Ternyata itu menjerumuskanku ke prilaku buruk, Untung ada Bunda ……Bunda setiap hari membimbingku, memberi nasehat dengan cara yang berbeda, Bunda selalu ada dihatiku, Bunda rela menutupi tabiatku waktu itu mengkonsumsi obat terlarang sehingga aku tidak dikeluarkan dari sekolah…….Dengan kasih sayang bunda aku bisa berubah perlahan-lahan.
Bunda tahukah bunda….apa yang bunda lakukan dulu sangat mengisi ruang dihatiku….saat aku kuliah aku selalu merindukan Bunda, ayat ayat cinta yang Bunda berikan dulu sangat membekas disanubariku dan menjadi pedomanku menjalani kehidupanku didunia perkuliahan.
Aku terharu mendengar cerita yang dituturkan oleh Rahman Rahim, padahal dulu aku tidak merasa berbuat lebih padanya, aku hanya berbuat semampuku untuk memberi pencerahan padanya aku sebagai orang tua kedua saat ia berada disekolah.
Bunda……
Bolehkah aku berkata jujur padamu Bunda…….
Tentu saja boleh Rahman…….
Semenjak acara perpisahan kelas tiga SMA dulu kusimpan kata-kata ini tapi tak berani untuk kukatakan…
Katakanlah Rahman semoga itu membuatmu lega…….
Aku Mencintaimu Bunda……
Aku sedikit terperengah mendengar ucapannya……
Maaf bunda…..Aku mencintaimu dengan tulus bahkan aku sangat merindukan Bunda disaat-saat sulit perkuliahanku.
Aku masih mendengarkan curhatnya…..
Bunda tau……Ibuku telah tiada……beliau meninggalkanku karena tak sanggup menanggung derita beliau sakit dan akhirnya menyusul Ayah……
Air mataku mengalir mendengar semua keluhannya…..
Lantas Bagaimana kamu bisa meneruskan kuliah……
Aku diasuh oleh salah seorang dosen tempatku kuliah…….dia baik seperti Bunda aku juga sangat mencintainya Bunda…….
Mendengar kalimat itu…….aku lega dari tadi ada keraguan, rahman rahim mencintaiku.
Alhamdulillah……..Rahman sekarang kamu sudah menemukan dirimu, kamu menjadi lelaki dewasa yang mantap dan matang karna sudah ditempa dengan kepahitan perjalanan hidup.
Benar sekali Bunda…….Kenyataan inilah yang menyebabkan aku semakin mencintai Dua wanita yang ada dalam hidupku. Aku mencintai ibuku dan aku juga mencintaimu Bunda……….
Aku tersenyum……senyum bahagia bahkan bahagia sekali…..
Ya Allah terimakasih Enkau telah memberikan aku sebuah ladang dimana ladang itu menghasilkan banyak kebaikan buatku dan orang lain. Akan ku garap ladang ini dengan sungguh sungguh agar menghasilkan yang baik pula.
Menjadi guru ibarat memiliki ladang subur yang siap ditanami bibit dirawat dan menghasilkan………
diakses dari sini

Post a Comment for " "