Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ANGIN SEMILIR DI MALAM HARI

Matahari mulai beranjak pergi. Menyisakan kisah keseharian siang tadi. Orang-orang hilir mudik pulang dari tempat kerjanya. Para petani mulai membersihkan alat-alat yang digunakan bekerja di sawah. Mereka bergegas pulang.  

sumber gambar: intipseleb.com

Burung-burung pun mulai beterbangan mencari jalan pulang. Setelah seharian mereka mencari makan, terbang kian kemari dan bercanda riang gembira. Pohon - pohon pun rela dijadikan tempat berlindung mereka.  

Matahari mulai tenggelam, gelap kini menyelimuti alam semesta. Hening, bagaikan suasana pantai tanpa ombak. Bintang-bintang tampak bertaburan menghiasi cakrawala. Bulan sepertinya meredup, tidak menampakkan wajahnya. Karena malam itu bertepatan dengan fase bulan mati. Sayup terdengar suara anak-anak yang belajar dan bermain di halaman. Kulihat raut binar bahagia di wajah mereka. Sungguh mereka menikmati masa kanak - kanaknya. Suara lalu lalang kendaraan bermotor dan suara orang  dewasa yang brbincang - bincang juga mewarnai suasana malam itu. 

Dinginnya malam, kian menyelimuti suasana. Detik demi detik, suara anak-anak semakin tak terdengar. Orang dewasa pun kini mulai masuk rumah mereka masing-masing. Yang tersisa hanyalah suara hewan malam yang biasa mencari makan. 

Angin semilir mulai menyeruak menebalkan dinginnya malam ini. Perlahan masuk melewati celah jendela. Menambah lelapnya tidur. Beranjak malam semilir angin ini kian membuat gigil. Selimut pun tak bisa menghangatkan tubuh ini. Kedinginan malam ini menggugah rasa. Bangun! hanya ini yang bisa kulakukan. Bergegas masuk kamar mandi untuk berwudlu. Menghadap kepada Yang Maha Pemilik Segala Kehidupan. 

Di tengah sedang mencurahkan segala rasa dan keluh kesah, tiba-tiba kehangatan mulai menghampiri. Kehangatan antara seorang hamba yang keciil dengan Penguasa Yang Maha Agung. Pemilik alam semesta. Maha Pengasih dan Penyayang yang selalu memberikan yang terbaik kepada hambanya. 

Aku sudah lupa pada angin semilir yang membawaku pada kedinginan tadi. Sekarang hanyalah kehangatan kasih sayangNYA. Menambah syahdunya suasana malam ini. Perasaan terhempas lega, tubuh pun mulai pulih dari kedinginan. Terimakasih  Allah. Engkau telah menciptakan angin semilir yang menggugah diri ini untuk merasakan kehangatan dariMu. 

Semoga malam - malam berikutnya Engkau akan menghahadirkan kembali angin semilir. Agar semua manusia di Bumi ini bisa merasakan kehangatan bersamaMU.   

Post a Comment for "ANGIN SEMILIR DI MALAM HARI"