Nikmatnya Menulis
Hari pertama pelatihan menulisku tak berjalan dengan mulus. Yang awalnya ditayangkan video-video motivasi menggugah hati, memang membuatku merasa tersentuh dan lebih bersemangat. Tapi aku masih saja bingung dengan apa yang akan kulakukan.
Dengan ringan sang mentor menjelaskan cara menulis mudah menggunakan teknik 5M. Yaitu melihat, tulislah apa yang kau lihat. Mendengar, tulislah apa yang kau dengar. Meraba, tulislah apa yang kau raba. Membaui, tulislah apa yang kau baui. Mengecap, tulislah apa yang kau kecap. Begitulah yang beliau sampaikan. Aku mengangguk tanda memahami. Sepertinya ini cocok denganku pikirku kemudian.
Ketika mentor menampilkan sebuah gambar. Dia meminta kami untuk mendeskripsikannya dengan beberapa kalimat. Teman-teman mulai menyampaikan interpretasinya dengan sangat piawai. Wah ternyata kita bisa mempunyai sudut pandang yang berbeda hanya dari sebuah gambar gumamku. Tibalah giliranku dan aku hanya bisa menginterpretasikan dengan berbata-bata. Ah.. ternyata tak semudah yang kubayangkan.
Suasana pelatihan yang santai membuatku merasa nyaman. Aku mulai bisa mengikuti alurnya walau masih tersendat-sendat. Aku dibuat tertegun oleh teman di sebelahku yang selalu bisa menginterpretasikan gambar dengan gayanya yang enteng. Hatiku mulai terusik. Kenapa itu tak terpikirkan olehku? gaya bahasaku terlalu kaku, anganku terlalu jauh dan berat. Andai aku bisa sepertinya, mungkin akan lebih mudah. Akhirnya pelatihan pun usai dan kami mendapat tugas untuk menulis diblog setiap harinya.
Sinar mentari mengiringi langkahku ke sekolah. Setibanya disana anak-anak sudah menyambutku dengan riang. Pola tingkah dan celoteh mereka selalu membuatku rindu akan suasana kelas. Meskipun tak jarang mereka membuatku pusing tujuh keliling.
Tiba-tiba pak Ali yang merupakan mentor menulisku datang menghampiriku. Dia menyuruhku mendownload aplikasi blog. Kemudian mengajarkan cara menulis diblog dengan menggunakan gawai. Menurutku itu sangat menarik karena tak perlu membawa laptop kesana kemari dan terkesan lebih santai.
Pak Ali menyuruhku menuliskan sebuah judul. Aku mulai kebingungan tak menemukan ide. Mulai kutekan tombol gawaiku "Aku Belajar Menulis". Ya kalimat itu yang terlintas dipikiranku. Ketika diminta mulai menulis, aku makin kebingungan. Apa yang harus kutulis? judul tadi kubuat dengan asal. Melihat kebingunganku pak Ali langsung mengambil gawaiku dan mengetik sebuah kalimat "Aku sangat mengimpikan menulis" terus lanjutkan begitu perintahnya. Saat membaca kalimat yang dia tulis aku pun tersenyum. Ternyata dia tau yang kumau.
Bel masuk berbunyi. Anak-anak mulai bersiap dan memasuki kelas. Kebetulan hari ini adalah Penilaian Akhir Semester. Setelah memberi salam dan berdoa aku membagikan soal ujian. Kujelaskan beberapa hal pada anak didikku. Mereka pun mengerti dan mengerjakan soal ujian dengan tenang. Sayup sayup kudengar suara anak berbisik. Aku melirik kearah datangnya suara. Aku tersenyum dan berkata "ssstttt... jangan berisik". Dia memandangku sambil tersenyum dan salah tingkah. Anganku terbang kemasa lampau saat aku masih sekolah dasar. Dulu aku juga seperti mereka yang berbisik bisik menanyakan jawaban yang tak kutahu pada teman yang lain. Subhanallah sungguh indah masa masa sekolah yang kini tinggal kenangan.
Tiba-tiba kuteringat dengan tugas menulisku. Kuambil gawai dan membuka aplikasi blog. Mulai kutuliskan kata demi kata. Entah mengapa terasa mengalir begitu saja. Ya.. mungkin karena aku menuliskan apa yang kualami. Tak ada kesulitan yang cukup berarti.
Kubaca setiap kalimat yang telah tertoreh. Terkadang masih terasa aneh dan kaku. Lalu kuperbaiki semampuku. Senyum mulai merekah dibibirku. Tak pernah terbayangkan aku bisa menulis seperti ini. Rasa bahagia menyeruak keseluruh jiwa. Ya Allah baru kali ini aku merasakan kenikmatan tersendiri saat menulis.
👍👍
ReplyDeletetulisannya keren
ReplyDelete