SEBUAH IMPIAN
Suatu hari di sebuah desa yang berada di tengah kota lahirlah seorang bayi perempuan. Tepatnya pada bulan Maret 1981. Kelahiran bayi tersebut sangat disambut hangat dan gembira oleh sebuah pasutri yang sudah sekitar 5 tahun mengaharapkan tangisan bayi ada di tengah keluarganya. Warga (ibu - ibu) di sekitar rumah pasutri itu datang menjenguk bayi tersebut. Pasutri tersebut terlihat sangat bahagia. terlihat dari raut binar wajah mereka menyambut tetangganya. Seperti yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad, diadakanlah tasyakuran di rumah pasutri tersebut. Tepat umur ke tujuh si bayi lahir. Hari demi hari rumah itu diwarnai oleh bunga kebahagiaan.
Sumber Gambar: alodokter.com |
Tak terasa waktu berlalu, kini bayi kecil beranjak menjadi anak yang menempuh pendidikan pertamanya di sekolah dasar. Tekun namun penakut sifatnya. Setiap hari dia selalu datang lebih awal dari teman-temannya. Dia merasa takut kalau terlamabat masuk kelas. Seringkali dia melihat teman-temannya menjalani hukuman gegara tidak mengerjakan tugas. Pada waktu itu juga dia berhadapan dengan guru yang bisa dikatakan sangat disiplin dan agak sedikit kasar. Kelas ramai sedikit saja, murid-murid sudah dimarahi. Maklumlah, pendidikan 40 tahun silam. Yang bisa dikatakan guru-gurunya yang memiliki karakter agak keras tetapi murid - murid pada waktu itu sangat hormat kepada gurunya.
Dari sinilah impian itu muncul. Impian untuk menjadi guru yang disayangi oleh murid - muridnya. Waktu terus berjalan, akhirnya anak perempuan tadi beranjak menjadi seorang gadis. Setelah lulus dari sekolah Madrasah Aliyah Negeri dia melanjutkan kuliah ke sebuah kebupaten di Jawa timur yang terkenal dengan daerah dingin yakni kota Malang. Sesuai impiannya dia menempuh pendidikan kuliahnya pada jurusan keguruan. Yaitu Program Guru Sekolah Dasar. Alhamdulillah, Allah telah mengijinkan anak gadis itu mencapai impiannya menjadi guru. 2 tahun di kota dingin telah menjadikan dia menjadi orang yang mandiri dan bisa berfikir dewasa dalam menjalani kehidupannya. Suka duka dia jalani demi sebuah impian besar di pikirannya.
Kini impian itu sudah dalam genggaman. Setiap hari dia melangkahkan kakinya demi impian yag sudah dalam gengagaman kariernya. Demi anak bangsa yang akan membesarkan negara ini. Jayalah terus guru Indonesia. Lewat petuah dan ajaranmu negara ini akan menjadi negara yang besar.
Shiip👍
ReplyDelete