Membangun self leadership peserta didik sejak di bangku SD
Membangun self
leadership peserta didik sejak di bangku SD
Ali Harsojo, M.Pd.
Guru SDN Pajagalan 2 Kota Sumenep
Peserta didik sebagai subjek pembelajaran di
sekolah, menjadi keniscayaan untuk terus ditumbuhkembangkan. Peserta didik
hadir di sekolah secara sadar atau tidak adalah untuk menuntut ilmu,
mengembangkan minat dan bakat serta meningkatkan kecakapan hidup melalui
keterampilan yang diberikan. Dalam konteks belajar, peserta
didik akan sulit menyerap materi ajar yang dibahas, tanpa dimilikinya self leadership
yang tangguh dan memahami konsep diri
tentang pentingnya kepemimpinan diri. Keberhasilan dalam menjalankan tugas sebagai peserta didik
tidak terlepas dari kemampuannya dalam memimpin dirinya sendiri. Hal yang kerap terjadi adalah ditemukannya peserta
didik yang ramai sendiri, mengganggu temannya, mengajak bergurau dan bahkan
membuat suasana kelas gaduh. Itulah sebenarnya kemampuan kepemimpinan diri
peserta didik, namun belum terarahkan atau diarahkan pada peningkatan
kompetensinya, seperti dari kegiatan mengganggu temannya diarahkan untuk
berkolaborasi dengan temannya, dari membuat gaduh diarahkan untuk memimpin doa,
dari mengajak bergurau menjadi mengajak berdiskusi. Pernyataan
seorang guru yang mengatakan bahwa anak tersebut adalah nakal, jahat, perusak,
pengganggu terhadapnya justru berfungsi sebgai kayu bakar yang siap membarakan
seperti kata yang diucapkan guru tersebut. Belajar tidak hanya berorientasi
pada hasil, seberapa bagus hasil ulangannya, namun yang terpenting adalah
proses, bagiamana peserta didik berproses menjadi baik, berproses menjadi
pandai, berproses menemukan kekurangan dan kelebihannya sendiri. Ada yang sering terlupakan dari fenomena
ini, dan justru paling esensial, adalah kemampuan untuk memimpin diri sendiri. Gurulah juga bertanggung jawab mengarahkan
peserta didik memahami potensi dirinya, mengelola dan mengembangkannya melalui
kepemimpinan diri.
Esesnsi Self
leadership
Self leadership diartikan sebagai proses mempengaruhi diri sendiri untuk membangun pengarahan diri dan
motivasi diri, terutama untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas dan pekerjaan
yang penting dan kompleks, sehingga tujuan pribadi tercapai. Self
leadership adalah proses mempengaruhi diri sendiri untuk membangun self
direction dan self motivation yang diperlukan untuk menghasilkan
kinerja yang baik (Manz, 1986).
Self leadership merupakan dasar dari segala bentuk kepemimpinan. Self
leadership, merupakan aktivitas
paling berat karena berkaitan dengan diri sendiri dan tidak melibatkan
orang lain. Di samping itu, dalam memimpin diri sendiri sering sekali melakukan self excuse
kalau berbuat salah dan jarang melakukan
self punishment.
Esensi dari Self leadership adalah recognizing,
discovering, dan mengidentifikasi diri yang sesungguhnya. Self Leadership
adalah kepemimpinan diri seseorang yang mempunyai kebiasaan proaktif dan kreatif. Self leadership adalah
kepemimpinan diri sendiri
dengan sikap rendah hati untuk menghormati semua kekuatan-kekuatan lain yang
ada di luar diri. Menghormati kemampuan diri akan mempunyai kekuatan untuk
melakukan hal-hal besar buat setiap orang. Menemukan kebaikan-kebaikan diri untuk
diberikan kepada orang-orang lain dan dipastikan
mendapatkan penghormatan dari banyak orang. Kepemimpinan diri memiliki antusias dalam melihat setiap
perbedaan dan keragaman dalam rasa sabar. Dalam konteks pendidikan di sekolah, self leadership merupakan proses peserta didik mempengaruhi diri
sendiri untuk membangun pengarahan diri dan motivasi diri, sikap rendah hati, menghormati
orang lain serta kemampuan mengolah diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya
sebagai peserta didik.
Komponen
Self leadership
Karakteristik kepemimpinan diri adalah memahami
diri, mengelola diri dan mengembangkan diri secara terus menerus (Rosiman, 2008). Memahami diri adalah memahami proses yang terjadi
dalam diri ( siapa yang menciptakan , untuk apa di ciptakan, dll ); melakukan perenungan potret diri / penilaian diri / self
assessment (memahami kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri sendiri); mengenal diri dari orang lain
dengan cara melakukan feedback (umpan balik), meminta masukan dan saran
dari orang-orang yang sering berinteraksi;
melakukan pengamatan terhadap reaksi orang-orang (sikap, ucapan dan
tindakan ) dalam berinteraksi; serta
kemampuan mengelola diri.
Karakteristik berikutnya
dari mengelola diri adalah membangun keyakinan dan komitmen tinggi. Dalam mencapai tujuan, diperlukan keyakinan dan komitmen tinggi untuk mencapai tujuan. Dengan
keyakinan diri yang tinggi untuk sukses, akan lebih mudah untuk meyakinkan orang lain juga untuk berjuang.
Dengan komitmen tinggi, tidak rentan terhadap godaan, hambatan, dan
masalah, dan orang lain juga akan lebih percaya kepada diri sebagai pemimpin.
Melakukan pengembangan diri adalah karakteristik lain
dari mengelola diri seorang pemimpin. Tanamkan kepada peserta didik bahwa setiap peserta
didik adalah pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri. Keyakinan teguh, dan komitmen tinggi
yang ditunjang dengan upaya pengembangan
diri berkelanjutan, sangat penting
maknanya bagi keberhasilan dalam memimpin diri sendiri. Tanpa memperbaharui diri
terhadap perkembangan yang terjadi, terutama di seputar bidang yang
diperjuangkan, akan terlibas dan
tertinggal dari kondisi dan keadaan yang dihadapi. Dalam melakukan pengembangan
diri diperlukan pengenalan nilai yang
dianut, keunggulan yang dipertahankan ataupun ditingkatkan, dan kelemahan yang akan
diperbaiki. Pengembangan diri
memerlukan visi dan misi pribadi agar mengetahui
ke arah mana harus memimpin diri sendiri. Tak mustahil jika sejak dibangku sekolah dasar
setiap peserta didik dibangun kompetensinya, pengetahuan dan afektifnya dengan
berbasis kepemimpinan diri (self
leadership) akan menuai kebaikan, ketangguhan dan kesuksesan di masa
mendatang. Alee Harsojo Duangh
Post a Comment for "Membangun self leadership peserta didik sejak di bangku SD"
Komentar/ informasi anda sangat kami butuhkan