Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Rangkuman Jiwaku


 Ali Harsojo

Sisa Waktuku

Denting jarum jam, masih sore
Tapi sebenarnya mulai malam
Sebentuk gelisah

Semacam gundah
Tanpa perkabaran
Tadi malam, malamku pergi
Bersamaku dalam safir
Bersamamu dalam pikir
Tak terasa, aku terebah
Menunggu waktu tiba
Mengalun sabda saat fajar
Aku menunggu sang Surya di ufuk
Hingga senja mendera
Sampai malam menengadah
Waktuku kian tersisa
Menjemput asa
Jika kau kan pergi, pergilah bahagia
Sisa Waktuku kian binasa
Tanpa ruhmu, aku bukan apa-apa
TanpaMu, aku bukan siapa-siapa
KepadaMu, aku titip dia
Kepadamu, ingatkan DIA
Kepadaku, sabarMu kumohonkan
KepadaMu, kupinta kekuatan
Kepada dia, penjagaanMu kudoakan
Sisa Waktuku kian mengiba
Kian menyirna, ditelan lupa
Sumenep, 27 Nov 2016.@lee




Mega Senja, Kemanakah?
Lantunan wahyu penghantar kalbu
Bergema menuju tiga rokaat
Hati berdenting syahdu

Akan kalamMu
Sembari menunggu sekedar telepon
Sekedar message
Sebentuk whaatsapp darimu
Tak kunjung tiba
Hati gelisah, jiwa menduka
Aku lesu di pembaringan
Sementara mega menuju senja
Tak merah seperti biasanya
Redup dikalang mendung
Dikalung tebal berkabut, berkabung
Ditemani gemericik gerimis
Menggairahkan rindu
Yang tak berkesudahan
Nimas, kangmas merindu di setiap senja
Walaupun tanpa mega merah
Rinduku sebentuk pelangi mengalungi awan
Spektrum warna cerah 
Secerah wajahmu
Yang selalu memendarkan 
Terang rembulan...
Adzan mulai dikumandangkan
Pertanda kita segera menghamba
Senja mulai tenggelam
Meninggalkan jejak terpendam
Mega segera sirna, menuju malam
Segenting itu, hati tetap teguh
Berharap ada beritamu, Nimas
Aku malang, senja ini di Malang
Senyuman Nimas, terbuai di khayangan
Mega kemanakah kau beranjak?
Senja, akankah kau pergi
Meninggalkan dinginku tanpa kabar?
Kemanakah kau berpulang
Melupakan ratap suci ini
Membiarkan tangis rinduku ini
Berselimut di hatiku?
Ajaklah aku menjumpai Nimasku
Ke khayangan sekalipun
Nimas, tunggulah aku...
Malang, 26 Nov. 2016.@lee

 

Ajari Aku Bersabar
Di saat sebentuk duka hadir
Kadang bersama sukasuka berkeliaran
Aku harus sabar

Duka, ajari aku bersabar
Ketika sewujud keangkuhan berkhutbah
Percikan darah semburat mengalir
Dalam panas merah yang marah
Aku harus sabar
Angkuh, Ajari aku bersabar
Tatkala seonggok jasad penuh duri
Berlipat sakitsakit hampa rasa
Berjerit memaksa binasa
Aku harus sabar
Sakit, Ajari aku bersabar
Serumpun dengan egois 
Kamu harus takluk pada langit biru mayapada
Tidak boleh ada senja 
Jangan ada malam
Sianglah terus bersama kekuasaan birahi
Aku harus sabar
Egois, ajari aku bersabar
Ajari aku bersabar meski berkalang lara
Aku harus sabar walau bermandi derita

Sumenep, 25 Nov. 2016.@lee

Post a Comment for "Rangkuman Jiwaku"